liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Kain Bali Kotak Hitam Putih, Ini Makna dan Fungsinya

Kain Bali Kotak Hitam Putih, Ini Makna dan Fungsinya

JAKARTA, iNews.id – Kain Bali dengan motif kotak-kotak hitam putih banyak dijumpai di berbagai tempat di Bali. Kain ini menjadi ciri khas yang membedakan Bali dengan daerah lain di Indonesia.

Kain Bali dengan kotak-kotak hitam putih disebut juga Kain Poleng atau Poleng Saput. Saput berarti membungkus, sedangkan Poleng adalah istilah untuk menyebut warna hitam dan putih yang berselang-seling.

Arti Kain Bali Polos Hitam Putih

Kain kotak-kotak hitam putih di Bali memiliki arti penting. Warna hitam dan putih melambangkan Rwa Bhineda, yang dalam kepercayaan Bali mewakili dua kualitas yang berlawanan: baik dan buruk.

Penggunaan kedua warna ini memberikan keseimbangan seperti yang terjadi di alam semesta.

Fungsi Kain Bali Hitam Putih

Pecalang di Bali menggunakan kain kotak-kotak hitam putih (Foto: Ketut Catur Kusumaningrat)

Saat berada di Bali, kain kotak-kotak hitam putih terlihat menutupi pohon atau patung. Biasanya, pohon atau patung yang diselimuti kain kotak-kotak hitam putih dipercaya sebagai stana dari sosok tertentu.

Selain digunakan untuk menutupi pohon atau patung, kain hitam putih juga memiliki fungsi lain. Kain kotak-kotak hitam putih ini biasa digunakan oleh petugas keamanan adat di Bali yang disebut pecalang.

Editor: Reza Yunanto

Bagikan Artikel: