liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Inovasi Pertanian, Buah Naga Disinari Lampu untuk Tingkatkan Panen, Hasilnya Mengejutkan

Inovasi Pertanian, Buah Naga Disinari Lampu untuk Tingkatkan Panen, Hasilnya Mengejutkan

GIANYAR, iNews.id – Inovasi pertanian datang dari petani buah naga di desa Lagi, Kabupaten Gianyar, Bali. Mereka menggunakan metode penyinaran dari lampu listrik untuk meningkatkan hasil panen sehingga pendapatan meningkat.

“Karena sudah menggunakan lampu listrik, kami bisa memanen buah naga setiap bulan, sebelumnya kami tidak bisa memanen buah naga setiap bulan,” kata petani buah naga, Gede Wahyu, Kamis (2/3/2023).

Gede Wahyu menjelaskan bahwa ada siklus panen buah naga yaitu setiap bulan Januari, Februari, Maret, April, September, Oktober, November dan Desember. Sisa pohon buah naga pada bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus dapat dikatakan tidak berbuah karena intensitas sinar matahari yang tidak maksimal.

“Buah naga ada musimnya, bulan dengan “R” berbuah, bulan tanpa “R” tidak berbuah. Jadi saya memasang lampu untuk memberikan penerangan yang cukup, sehingga saya bisa memanen setiap bulan dan menjualnya dengan harga tinggi. harga,” kata Gede Wahyu yang biasa dipanggil Dinor Gen.

Gede Wahyu mengatakan, ada peningkatan hasil panen hingga 100 persen setelah penggunaan lampu pada musim seharusnya tidak panen. Selain itu, kualitas buah naga yang ditanamnya juga didukung dengan penggunaan pupuk organik sehingga menghasilkan buah yang sehat dan berkualitas.

“Bahan baku utamanya adalah kotoran kambing, daun layu, rumput dan sabut kelapa sebagai sumber kalium. Semua bahan dicincang kecil dan difermentasi selama dua minggu. Kalau bikin sendiri, biaya produksinya murah, jadi keuntungannya bisa tinggi,” ujar Dinor Gen yang juga berprofesi sebagai arsitek.

Dalam sebulan, pendapatan Dinor Gen mencapai Rp 15 juta-Rp 20 juta dari hasil panen buah naga yang mencapai satu hingga 1,5 ton.

“Sebenarnya banyak permintaan ekspor dari China dan Rusia tapi saya tahu sendiri, kadang ada kekurangan buah hanya untuk satu toko. Satu hektar lahan yang saya miliki tidak bisa memenuhi kuota ekspor,” kata Dinor Jend.

Editor: Nani Suherni

Ikuti iNewsBali News di Google News

Bagikan Artikel: